Sabtu, 30 November 2013

Pulau Merah Banyuwangi




Pantai Pulau Merah menjadi salah satu lokasi wisata di kawasan pantai selatan yang masih alamiah. Sabuk hijau (green belt0) melingkar di sepanjang pantai menjadi pengaman wilayah ini dari musibah Tsunami yang pernah terjadi pada 1993. Tapi, dahsyatnya musibah itu nyaris melenyapkan keelokannya, namun sekarang keindahan pantai pulau merah kembali pulih dengan ciri khasnya yang mungkin satu-satunya di banyuwangi.

Sebagian kawasan pantai Pulau Merah berada di kaki Gunung Tumpang Pitu, yang menjulang ratusan meter, yang juga merupakan kawasan hutan lindung. Pulau merah merupakan wisata pantai yang terletak diujung selatan banyuwangi, mempunyai keunikan berupa gunung kecil ditengah pantai yang warna tanah nya merah, karena itu dinamakan pantai pulau merah. di sebelah timur pantai terdapat pegunungan, yang konon kabarnya mempunyai kekayaan alam yang tersembunyi. ke sebelah selatan pulau kita dapat menikmati indahnya sunset di sore hari. kurang lebih 50 meter ke barat terdapat pelabuhan pelelangan ikan yang cukup besar.



Angin laut di Pulau Merah memang agak kencang. Itu pula yang membuat gelombang laut yang masuk laut selatan itu relatif lebih tinggi, antara 4-5 meter. Dari jauh, gelombang laut itu menimbulkan gemuruh yang sangat keras.

Bertambah siang, pengunjung makin bertambah. Karena saat matahari menyengat itulah, keelokan pantai Pulau Merah seolah mencapai klimaksnya. Di tengah laut, tujuh bukit membentuk barisan. Dilengkapi juga dengan batu-batu karang berwarna kecoklatan. Salah satu bukit yang dekat dengan pantai menjulang sekitar ratusan meter dari permukaan laut. Bila tertimpa sinar, bukit ini berwarna kemerah-merahan. Dari bukit merah inilah, awal mula mengapa pantai di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran ini terkenal dengan nama Pulau Merah.

Bukit ini tanpa penghuni, kecuali pepohonan hutan. Namun bila musim penghujan tiba, warna bukit menghijau karena dedaunan pohon tumbuh dengan lebat.

Keelokan Pulau Merah serasa lengkap dengan warna pasir yang kekuningan. Tak ada sampah berserakan. Yang ada justru kerang-kerang berwarna-warni. Pengunjung biasanya langsung memunguti kerang untuk dibawa pulang.

Tak hanya untuk bersantai, Pulau Merah kerap dijadikan tempat berselancar (surfing). Seperti yang dilakukan peselancar professional yang berusaha menaklukan ombak Pulau Merah. Pulau Merah Banyuwangi., sering dikunjungi para wisman seperti, dari Perancis, Jerman, dan Australia untuk menjajal surfing di Pulau Merah. Selain irit di ongkos karena tak ada kewajiban membayar, ombak Pulau Merah sangat cocok untuk peselancar pemula. Di Pulau Merah yang cocok untuk berselancar masih jadi satu kesatuan dengan ombak di Plengkung.

Bila terasa lapar namun tak bawa bekal makanan, Anda boleh mencoba semangkuk bakso ‘Pulau Merah’ yang berdiri di kawasan itu. Rasanya memang sama dengan bakso kebanyakan.

Sejak Tsunami melanda tahun 1993 lalu, obyek wisata Pulau Merah. ini nyaris tak pernah dikunjungi lagi. Pulau Merah baru dikunjungi warga dari luar desa sekitar tahun 2000-an.

Untuk kebutuhan akan toilet dan Musholla, pengunjung bisa menampung di rumah warga yang berjarak sekitar 50 meter dari pantai. Umumnya warga akan bersedia menampung. Barangkali akan menjadi berbeda bila keelokan di Pulau Merah dilengkapi dengan fasilitas wisata. Tentu, pengunjung tak perlu kerepotan dan semakin bergairah berwisata ke Pulau Merah.

Pulau Merah, di kawasan pantai selatan menjadi salah satu kawasan yang masih terjaga. Sabuk hijau (green belt) melingkar sepanjang pantai, menjadi pengaman wilayah ini dari musibah Tsunami.

Sebagian kawasan Pulau Merah, sebelah utara, berada di kaki Gunung Tumpang Pitu. Gunung yang menjulang ratusan meter ini merupakan kawasan hutan lindung milik Perhutani. Tahun 2007 lalu, PT Indo Multi Niaga, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, mengajukan ijin untuk mengeksploitasi gunung ini. Diduga kuat, gunung ini menyimpan bijih emas puluhan ton.

Alat Tansportasi dan Akomodasi
Pantai Pulau Merah terletak sekitar 60 kilometer dari Kota Banyuwangi ke arah selatan. Untuk menjangkau obyek wisata ini membutuhkan perjuangan dan kesabaran. Selain perjalanan yang membutuhkan waktu dua setengah jam, Anda harus menaklukkan jalan yang rusak karena aspalnya terkelupas. Alat transportasi umum pun tergolong jarang. Sebuah bus umum hanya mengantar Anda hingga ke Pasar Pesanggaran di ibu kota Kecamatan Pesanggaran. Perjalanan dilanjutkan, sekitar 45 menit, dengan menyewa ojek yang biasa mangkal di pasar itu

Alat transportasi umum pun tergolong jarang. Terlebih lagi bila tak punya kendaraan sendiri. Sebuah bus umum hanya mengantarkan Anda hingga ke Pasar Pesanggaran sebuah Ibukota Kecamatan. Berikutnya, Anda bisa menyewa ojek yang biasa mangkal di pasar itu. Perjalanan masih butuh sekitar 30-45 menit untuk sampai di wisata Pulau Merah.



Sumber :
http://wikimapia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar